Dasar Sistem Informasi

Hi, engineer!
Pada postingan sebelumnya saya membahas tentang apa itu Informasi, maka pada postingan kali ini saya akan membahas tentang Sistem Informasi. Mari kita simak sama-sama postingan saya berikut ini.

SISTEM INFORMASI
    Tata Sutabri (2005) mendefinisikan sistem informasi sebagai bagian sistem dari sebuag organisasi. Sistem ini mempertemukan kebutuhan pengelolaan pengambilan keputusan (transaksi) harian yang mendukung fungsi-fungsi dan kinerja organisasi pada tataran manajerial. Sistem ini pada tataran strategi dapat menyediakan jenis-jenis laporan yang dibutuhkan kepada pihak-pihak yang terkait, internal maupun eksternal.

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti:

  • Perangkat keras (hardware): mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
  • Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
  • Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehedaki. Proses adalah kumpulan kegiatan atau activitas kerja. Bisnis proses adalah kumpulan proses kerja yang teratur untuk membuat sebuah produk dan atau jasa yang memberikan nilai tambah pada penggunanya. Bisnis proses ini merupakan bagian dari diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer).
  • Brainware (user) : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem infor­masi.
  • Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
  • Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sesumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Kroenke (1992) mengklasifikasikan sistem informasi dalam sebuah organisasi menjadi tiga kelompok:

  • Sistem informasi pribadi,

  • Sistem informasi kelompok kerja (workgroup information system),

  • Sistem informasi perusahaan (enterprise information system).



ARSTEKTUR INFORMASI
      Arsitektur sistem informasi terkadang disebut juga sebagai arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem informasi atau infrastruktur teknologi informasi.Adapun beberapa definisi mengenai arsitektur sistem informasi adalah sebagai berikut :

“Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi” 
(Turban, McLean, Wetherbe, 1999)

      Arsitektur dari sistem merupakan sekumpulan dari model-model terhubung yang menggambarkan sifat dasar dari sebuah sistem. Keanekaragaman dari banyak model menggambarkan bagian berbeda dan aspek atau pandangan yang berbeda dari suatu sistem. Arsitektur sistem informasi berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Sedangkan tujuannya adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi.

        Dalam praktiknya arsitektur yang berjalan dalam jaringan dapat dibagi tiga jenis arsitektur sistem informasi (information system architecture), yaitu :

  • Arsitektur Tersentralisasi

        Arsitektur Tersentralisasi (terpusat) telah dikenal semenjak tahun 1990, dengan mainframe sebagai aktor utama yang melakukan semua pemrosesan data. Pengimplementasian dari arsitektur ini adalah pemrosesan data yang terpusat, biasanya disebut komputasi terpusat. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakan model seperti ini.  

Keuntungan

  1. Instalasi lebih aman
  2. Kontrol aman
  3. Biaya pemeliharaan murah
  4. Lebih mudah dalam membuat perencanaan strategis
  5. Lebih mudah melakukan pelatihan
  6. Hardware dan software terstandarisasi sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan

Kerugian

  1. Jika ada masalah maka semua akan terkena dampaknya (kurang fleksibel)
  2. Sistem yang dibuat secara global, tidak spesifik sesuai kebutuhan masing-masing bagian
  3. Pemrosesan di mainframe lebih lama (traffic padat)
  4. Jika ingin merubah subsistem maka akan berdampak ke seluruh sistem (kurang di kustomisasi)



  • Arsitektur Terdistribusi / Desentralisasi

       Pemrosesan data pada arsitektur terdistibusi berbeda dengan pemrosesan data pada arsiteketur tersentralisasi. Sistem pemrosesan data terdistribusi atau biasa disebut dengan komputasi tersebar merupakan suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang di hubungkan dengan sarana telekomunikasi.      

Keuntungan

  1. Biaya pengembangan sistem akan lebih hemat karena pembuatan sistem lebih spesifik dalam kebutuhan bisnis dan lebih mempunyai tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya.
  2. Personil sistem informasi lebih agresif dalam menganalisis kebutuhan sistem.
  3. Personil sistem informasi memiliki tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
  4. Kepuasan pemakai karena pengembangan sistem informasi berorientasi kepada end user.

Kerugian

  1. Biaya perawatan akan lebih mahal karena hardware atau software tidak terstandarisasi sehingga akan melibatkan banyak pakar.
  2. Pengontrolan lebih sulit untuk dilakukan dan dimungkinkan akan terjadi kekacauanan dalam sistem komputer.
  3. Aplikasi dan data antar unit akan terasa lebih sulit.
  4. Dalam melakukan tugas akan terjadi kemubadziran karena ketidak sesuaian dalam menyediakan perangkat keras dan lunak.

  • Arsitektur Client-Server

         Berbagai komputer dari berbagai vendor dapat  saling berinteraksi, istilah ini biasanya disebut dengan introperabilitas.Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan sesuatu permintaan data atau layanan ke server.Sever adalah proses atau sistem yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client.

Keuntungan

  1. Mengurangi dampak dari traffic padat.
  2. Jika salah satu unit mati maka yang lain masih dapat digunakan.
  3. Pemrosesan data lebih cepat karena client dapat mengolah data sendiri

Kerugian

  1. Kurangnya skabilitas.
  2. Koneksi database dijaga.
  3. Tidak ada keterbaruan baru

         IBM (International Business Machine) mendefinisikan 6 (enam) jenis arsitektur informasi sebagai berikut :

  • Arsitektur perusahaan (enterprise architecture). Seorang arsitek perusahaan berfokus pada pemetaan kemampuan-kemampuan teknologi informasi dengan kebutuhan-kebutuhan bisnis. Arsitek bertanggung  jawab  terhadap keseluruhan  sistem  intensif  perangkat  lunak perusahaan, termasuk hubungan di antara berbagai aplikasi, berbagi data di antara aplikasi,  integrasi dari aplikasi, dan infrastruktur untuk menjalankan aplikasi tersebut.
  • Arsitektur aplikasi (application architecture). Arsitek  aplikasi  berfokus  pada  desain aplikasi  untuk mengotomatisasikan proses  bisnis  dan menyediakan  fungsionalitas  yang  membantu pengguna untuk melakukan  pekerjaan  bisnis.  Tanggung jawab  arsitek meliputi merancang aplikasi  untuk memenuhi  kebutuhan fungsional  pengguna  dan keperluan  kualitas  pelayanan yang meliputi  performansi  (performance), ketersediaan (availability), skalabilitas (scalability), keamanan (security), dan integritas  (integrity).  Tanggung jawab  juga  meliputi  mengevaluasi  dan memilih  perangkat  lunak dan  perangkat  keras  yang dibutuhkan  untuk menjalankan aplikasi, termasuk perangkat dan metodologi           untuk mengembangkan aplikasi.
  • Arsitektur informasi (information architecture). Arsitek informasi  berfokus  pada  data  yang digunakan berbagai  aplikasi, termasuk struktur,  integritas,  keamanan,  dan  kemampuan akses dari data. Tanggung jawab  arsitek meliputi merancang,  membangun,  menguji, menginstalasi,  menjalankan,  dan  memelihara  sistem  untuk mengelola  data tersebut.  Desain  dari  sistem  tersebut  harus  memperhitungkan  keperluan  data dari sisi sumber, lokasi, integritas, ketersediaan, performansi, dan usia data.
  • Arsitektur infrastruktur (infrastructure architecture). Arsitek infrastruktur  berfokus  pada  rancangan dari  perangkat  keras  dan perangkat  lunak server yang meliputi  komputer  server,  media  penyimpanan, workstation, middleware,  perangkat  lunak non  aplikasi,  jaringan,  serta fasilitas-fasilitas fisik yang mendukung aplikasi dan proses-proses bisnis yang dibutuhkan perusahaan. Tanggung jawab arsitek meliputi pengevaluasian dan pemilihan komponen-komponen tersebut, memodelkan,  mensimulasikan, dan menguji  untuk menvalidasi  rancangan  dan  produk yang dipilih;  serta performansi, ketersediaan, dan skalabilitas infrastruktur yang dihasilkan.
  • Arsitektur integrasi (integration architecture). Arsitek integrasi berfokus pada rancangan solusi yang memungkinkan aplikasi saat ini, penawaran paket perangkat lunak, jaringan, dan sistem-sistem bekerja bersama  di  dalam  maupun di  antara  organisasi.  Solusi  tersebut  boleh menggunakan  teknologi,  vendor,  platform,  maupun  gaya  pemrograman  yang berbeda.
  • Arsitektur operasi (operation architecture). Arsitek operasi berfokus pada rancangan solusi untuk mengelola infrastruktur dan  aplikasi  yang  digunakan  perusahaan.  Tanggung jawab  arsitek meliputi pendefinisian rencana, strategi, dan arsitektur untuk instalasi, operasi, migrasi, dan tata kelola dari sistem informasi yang kompleks.

Menurut saya, diantara 3 jenis arsitektur sistem informasi pada umumnya (tersentralisasi, desentralisasi, dan client-server) yang lebih efektif untuk digunakan sebagai arsitektur sistem informasi adalah Arsitektur Desentralisasi. Karena pada Arsitektur Desentralisasi, sistem yang dibuat dapat lebih spesiik sesuai kebutuhan. Selain itu, jika terdapat masalah pada satu subsistem, tidak akan mempengaruhi subsistem yang lainnya.

Nah! Sekian postingan saya kali ini. Terima kasih :)

REFERENSI
http://ensiklo.com/2015/02/08/sistem-informasi-pengertian-lingkup-dan-konsep-pengembangan/
https://fairuzelsaid.wordpress.com/2014/10/13/komponen-sistem-informasi/amp/
http://fairuzelsaid.com/jenis-jenis-sistem-informasi/
http://m4teri.blogspot.co.id/2013/04/komponen-sistem-informasi.html?m=1
https://gigihfordanama.wordpress.com/2012/11/28/arsitektur-teknologi-informasi/amp/

Komentar

Postingan Populer